Cara Membangun Hubungan Orang Tua dan Anak
Anak akan lebih mudah mengekspresikan emosinya seiring bertambah usia. Anak mulai memiliki aktivitas atau hobi. Tanpa orang tua sadari anak juga mulai menjadi sibuk dengan berbagai tugas sekolah dan kegiatan lainnya. Selain itu, terkadang anak lebih memilih menghabiskan waktu dengan teman daripada keluarga.
Selain itu, orang tua juga disibukkan dengan pekerjaan, sehingga waktu bertemu dengan anak semakin sedikit meskipun tinggal dalam satu rumah.
Namun orang tua tidak perlu khawatir, ada banyak pilihan cara untuk membangun hubungan orang tua dan anak di tengah kesibukkan, berikut di antaranya:
Menerima Emosi Anak
Anak yang merasa bahagia secara otomatis membuat orang tua akan memiliki suasana hati yang bagus. Namun, biasanya orang tua malah ikut terbawa emosi saat anak menunjukkan rasa marah, kecewa, atau sedih. Daripada terbawa emosi, sebaiknya orang tua memvalidasi emosi anak dengan penuh kasih sayang.
Biasanya anak yang masih dalam masa pertumbuhan belum mampu mengontrol perasaannya. Maka dari itu diperlukan peran orang tua dalam membantu dan menenangkan anak. Cara ini akan membuat anak lebih terbuka karena merasa mendapat dukungan dalam kondisi apa pun.
Mendengarkan Cerita Anak tanpa Menghakimi
Saat anak mengalami masalah, terkadang ia ragu untuk mengungkapkannya kepada orang tua karena merasa takut dihakimi atau mungkin dimarahi.
Daripada memperlakukannya dengan cara demikian, cobalah untuk mendengarkan semua curahan hati anak tanpa menyela sampai selesai. Setelahnya tanyakan apa yang sedang ia rasakan dan bantulah untuk menyelesaikannya. Keterbukaan seperti ini akan membuat hubungan antara orang tua dan anak tetap erat meskipun masing-masing memiliki kesibukan.
Dampak Negatif Membandingkan Anak dengan Anak Lain
Efika menjelaskan beberapa dampak yang muncul secara psikologis pada anak yang sering dibandingkan, antara lain menurunkan rasa percaya diri anak, membuat anak menarik dir dari interaksi sosial, hingga menimbulkan persaingan antar saudara.
“Anak yang sering dibanding-bandingkan dapat mengalami berbagai dampak psikologis. Misalnya, mereka mungkin merasa tidak cukup baik, yang bisa menimbulkan stres dan kecemasan. Hal ini juga bisa mengurangi rasa harga diri dan keyakinan mereka pada kemampuan sendiri. Jika perbandingan ini terus-menerus terjadi, anak mungkin cenderung menarik diri dari interaksi sosial dan bahkan dari orang tua mereka. Selain itu, hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya persaingan antar saudara kandung.” imbuh Efika.(*)
Baca juga : Orang Tua, Pahami Bentuk Bercanda dengan Anak Secara Tepat dan Tidak!
Tetapkan Batasan, Aturan, dan Konsekuensi
Anak-anak membutuhkan aturan dan bimbingan saat ia tumbuh dan belajar tentang dunia di sekitarnya. Cobalah berikan arahan pada anak tentang apa yang Anda harapkan darinya dan pastikan ia memahaminya.
Ketika aturan dilanggar, pastikan untuk menerapkan konsekuensi atau hukuman yang sesuai dengan usia dan konsisten dengan aturan tersebut.
Masih ada banyak cara lain yang bisa orang tua lakukan untuk meningkatkan hubungan emosional dengan anak. Kegiatan ini perlu dilakukan terus-menerus hingga anak dewasa untuk menjaga kedekatan. Tidak perlu banyak, namun pastikan selalu menyempatkan waktu setiap hari bagi anak. Guna meningkatkan hubungan, jangan ragu untuk mengajak anak berdiskusi dalam merancang kegiatan bersama.
Chat dengan dokter rekanan Farmaku di sini untuk konsultasi seputar kesehatan secara keseluruhan, termasuk kesehatan anak baik fisik maupun mentalnya.
%PDF-1.5
%µµµµ
1 0 obj
<>>>
endobj
2 0 obj
<>
endobj
3 0 obj
<>/Font<>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI] >>/Annots[ 19 0 R 22 0 R] /MediaBox[ 0 0 595.4 841.6] /Contents 4 0 R/Group<>/Tabs/S/StructParents 0>>
endobj
4 0 obj
<>
stream
xœÍksÜ6î»güôqÕ±e‘zg:ž:¯kÒKš‡{77I?ÈYÇëØÞÝnV—ËýÜþ’Ão‰ë͵7síx#‘ € €ÔÉÙf{ý±ÿ°M¾ÿþäl»í?,.çÉ»“óÕúדó¯ëË“WýÕõ²ß^¯–§§ÉÃÇ�’ßš*k«$‡ÿË6+«DVY•4UŽîNžÝõW—Uòx•¼>ÔæYÓШw³'éq5{„?Ï҆ߒô¸œ=O»Ù*=ngCzÜÌ6зL…˜õØt›V³iã@ð*=®g—iË}s컆>óp3ш%"¡!HÊgøCÔu—Üu–
éÌrƒ?I*ÊÙ/Ø‹ƒ®õ ‚Œ?ØDد#’)™…/™˜«Vdõ~ Zàu�+p¢o£8üš*ZiLgE]$¤rKk±QÍ
kÓR¡4FšlnVÛ r@ˆØï[ó#”3Aþ
Wa¥Û3lÊñMà�£Ÿ—©(6ã61
|[›®ËšÂb”’ $Ðr ¡�póÃ4ÂìN«rß
V"«ôj£Üßâ”ôó26²h³
(Membandingkan anak sering diniatkan untuk memotivasi, padahal memberi efek negatif tanpa disadari. Dok. Cikal)
Apa sebetulnya penyebab orang tua membandingkan anak dan dampak negatif dari membandingkan anak secara jangka panjang? Simak lebih lengkapnya berikut ini!
Baca juga :4 Cara Sekolah Cikal Menjaga Kesehatan Mental Anak Sejak Dini
Meluangkan Waktu Bersama Anak
Sering meluangkan waktu untuk anak merupakan kunci dari hubungan emosional yang lebih dekat. Waktu bersama keluarga yang penuh keceriaan akan menjadi kenangan yang menyenangkan akan terus melekat di ingatan anak.
Meskipun waktu yang Anda habiskan setiap harinya hanya sedikit karena pekerjaan yang padat, anak akan tetap merasa selalu diperhatikan oleh orang tuanya.
Cobalah sempatkan untuk menemaninya belajar atau menyelesaikan tugas bersama meskipun sebentar. Cara lainnya mungkin memanfaatkan waktu setelah mandi saat menggunakan popok, pakaian, dan bedak dengan mengajaknya bercanda.
Mengajak Anak Menyelesaikan Pekerjaan Rumah
Saat orang tua dan anak terlalu disibukkan untuk menghabiskan waktu di luar, menyelesaikan pekerjaan rumah mungkin bisa menjadi salah satu cara untuk tetap dekat dengan anak.
Anda bisa mengubah kebiasaan dengan menyuruh anak membersihkan kamarnya dengan mengajak anak mendekorasi bersama. Anda juga dapat mengajaknya untuk memasak, memperbaiki kendaraan, bermain lego, atau kegiatan lain yang disenangi anak.
Baca juga: Cara Memarahi Anak Tanpa Harus Melukai Hatinya
Menyempatkan liburan bersama menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh seluruh anggota keluarga. Saat liburan, semua anggota keluarga bisa leluasa menghabiskan waktu bersama tanpa perlu mengkhawatirkan pekerjaan.
Anda bisa mengajak anak piknik atau berwisata alam, misalnya pergi ke pantai. Jika waktu libur singkat Anda bisa bepergian ke museum atau kebun binatang yang tak kalah menyenangkan.
Hindari Penggunaan Handphone saat Bersama
Mengingat waktu dengan anak tidak banyak karena pekerjaan, sebaiknya pastikan setiap waktu yang dihabiskan bersama tidak terganggu dengan handphone.
Daripada sambil memainkan handphone, lebih baik berikan waktu sepenuhnya bersama anak. Jika ini dilakukan, maka akan membuat Anda lebih fokus dalam menjalankan kegiatan bersama dengan anak. Dengan begitu ikatan emosional akan semakin erat satu sama lain.
Baca juga: Perbedaan ADHD dan Hiperaktif pada Anak (Dilengkapi Cara Mengatasi)
Teori dan Penyebab Orang Tua Membandingkan Anak
Sebelum membahas dampak, mari bahas mengenai faktor pendorong yang membuat orang tua membandingkan anak. Sebagai Psikolog, Efika menjelaskan bahwa terdapat 2 perspektif yang dapat menjelaskan fenomena membandingkan anak dalam pengasuhani, yaitu social comparison theory & expectancy value theory.
“Penyebab umum kecenderungan orang tua membandingkan anaknya, dapat dilihat dari 2 perspektif, yaitu social comparison theory; teori ini menjelaskan bahwa orang tua secara alami membandingkan kemampuan dan pencapaian anak untuk memastikan mereka berkembang sebagaimana mestinya. Kemudian expectancy value theory, yang menggambarkan bagaimana harapan orang tua terhadap anak dapat mendorong mereka membandingkan satu anak dengan yang lain berdasarkan sejauh mana mereka memenuhi ekspektasi tersebut.” jelas Efika.
Sementara itu, seringkali orang tua membandingkan anak untuk memotivasi, yang padahal berdampak negatif pada anak.
“Tidak jarang orang tua juga menyampaikan cenderung membandingkan anaknya dengan tujuan untuk memotivasi anaknya. Namun hal ini sebenarnya seringkali justru memberikan dampak yang kurang baik terhadap anak.” kata Efika.
Baca juga :Orang tua, Inilah Waktu dan Alasan Tepat Tumbuhkan Kemandirian Anak