Kajian Ilmiah Tentang Memperingatkan Manusia dari 7 Dosa Besar Yang Membinasakan
Kita masih di pelajaran yang ke-17 yaitu pelajaran tentang mewaspadai kesyirikan, memperingatkan manusia dari bahaya kesyirikan serta macam-macam dosa dan maksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Berkata penulis Rahimahullahu Ta’ala, “Waspada serta mengingatkan orang lain.” Kita mewaspadai untuk diri kita pribadi dan kita berusaha memperingatkan orang lain dari bahaya dosa kesyirikan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan berbagai macam jenis maksiat. Dan diantara jenis maksiat tersebut adalah 7 perkara yang membinasakan seorang hamba.
Kemudian penulis Rahimahullahu Ta’ala menyebutkan satu per satu dari 7 perkara tersebut. Dan penyebutan 7 hal yang membinasakan tersebut telah datang dalam sebuah hadits didalam Ash-Shahihain Bukhari dan Muslim dari Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam beliau pernah bersabda:
اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ
“Jauhilah oleh kalian 7 hal yang membinasakan.”
Maka para Sahabat bertanya:
يَا رَسُولَ اللَّهِ ، وَمَا هُنَّ ؟
“Ya Rasulullah, apa 7 hal tersebut?”
Maka Nabi yang mulia mengatakan:
لشِّرْكُ بِاللَّهِ ، وَالسِّحْرُ ، وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ ، وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ وَأَكْلُ الرِّبَا ، وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ ، وَقَذْفُ الْمُحْصِنَاتِ الْغَافِلَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ
“Dosa kesyirikan kepada Allah, dosa sihir, dosa membunuh seorang jiwa yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala melainkan dengan alasan yang hak, dosa memakan harta riba, dosa memakan harta anak yatim, dosa berpaling dari medan perang dan dosa menuduh seorang wanita Muslimah yang terhormat dengan tujuan yang keji.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kata Syaikh bahwa makna اجْتَنِبُو artinya jauhilah perkara-perkara tersebut. Dan hendaknya Anda berada di sebuah sisi yang sangat jauh dari perkara-perkara tersebut. Sebagaimana perkataan Khalilurrahman Ibrahim ‘Alaihish Shalatu was Salam dalam sebuah do’a yang beliau panjatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الْأَصْنَامَ
“Ya Allah jauhkanlah diriku beserta anak cucuku dari menyembah berhala.” (QS. Ibrahim[14]: 35)
Kemudian maknanya “jadikan antara diriku dengan menyembah berhala-berhala tersebut jarak yang sangat jauh.” Oleh karenanya kewajiban atas setiap Muslim hendaknya dia menjadikan dirinya jauh dari setiap dosa-dosa besar dan menjadikan dirinya jauh dari segala sebab dan segala jalan yang bisa mengantarkan dirinya untuk jatuh kedalam dosa-dosa besar tersebut. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala tatkala melarang kita dari dosa-dosa besar, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala melarang kita untuk mendekati dosa-dosa tersebut dan Allah perintahkan kita untuk menjauhinya. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
إِن تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ
“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar diantara dosa-dosa yang dilarang mengerjakannya.” (QS. An-Nisa[4]:31)
Pada ayat yang lain Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَىٰ
“Dan janganlah kamu mendekati zina.” (QS. Al-Isra[17]: 32)
Dan dosa-dosa besar dikatakan sebagai perkara-perkara membinasakan karena memang dosa-dosa tersebut akan membinasakan pelakunya di dunia dan akhirat. Adapun di dunia, maka dengan adanya hukuman-hukuman yang sangat berat yang akan diterima oleh pelaku dosa besar tersebut. Adapun di akhirat, maka dengan adanya hukum-hukuman dan siksa yang sangat keras yang Allah sediakan bagi mereka di hari kiamat nanti.
Belphegor (Kemalasan)
Belphegor menjadi iblis yang mewakili dosa kemalasan dan memiliki dua penggambaran yang berbeda. Pertama, Belphegor digambarkan sebagai wanita muda yang cantik saat di dunia dan yang kedua digambarkan sebagai iblis berjenggot yang mempunyai tanduk dan kuku tajam.
Dalam beberapa tradisi, Belphegor dulunya adalah malaikat agung bernama Bola-Peor. Akan tetapi saat Lucifer memberontak, dia tidak mendukung pemberontak dan tidak mendukung malaikat. Alhasil, dia dianggap sebagai pembelot kemudian dibuang ke neraka.
Belphegor terkenal akan kelicikannya. Dia akan membuat manusia berusaha mendapatkan kekayaan dengan cara yang licik, seperti menipu atau korupsi.
Demikian pembahasan tentang 7 dosa besar dan juga iblis yang mewakili 7 dosa besar. Semoga semua pembahasan di atas bisa menambah wawasan kamu. Jika ingin mencari berbagai macam wawasan melalui buku, maka kamu bisa mendapatkannya di gramedia.com.
Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.
Penulis: Gilang Oktaviana Putra
Belphegor (Kemalasan)
Belphegor menjadi iblis yang mewakili dosa kemalasan dan memiliki dua penggambaran yang berbeda. Pertama, Belphegor digambarkan sebagai wanita muda yang cantik saat di dunia dan yang kedua digambarkan sebagai iblis berjenggot yang mempunyai tanduk dan kuku tajam.
Dalam beberapa tradisi, Belphegor dulunya adalah malaikat agung bernama Bola-Peor. Akan tetapi saat Lucifer memberontak, dia tidak mendukung pemberontak dan tidak mendukung malaikat. Alhasil, dia dianggap sebagai pembelot kemudian dibuang ke neraka.
Belphegor terkenal akan kelicikannya. Dia akan membuat manusia berusaha mendapatkan kekayaan dengan cara yang licik, seperti menipu atau korupsi.
Demikian pembahasan tentang 7 dosa besar dan juga iblis yang mewakili 7 dosa besar. Semoga semua pembahasan di atas bisa menambah wawasan kamu. Jika ingin mencari berbagai macam wawasan melalui buku, maka kamu bisa mendapatkannya di gramedia.com.
Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.
Penulis: Gilang Oktaviana Putra
7 Dosa Besar – Dosa adalah tindakan menyimpang dari hukum dan kehendak Allah. Dalam Alkitab banyak sekali terminologi dosa, seperti dosa hati, dosa pikiran, dosa mulut, hingga dosa perbuatan. Anehnya, manusia seringkali melakukan dosa-dosa ini dalam kehidupan sehari-hari.
Para Bapa gereja pun mengklasifikasikan dosa dalam Alkitab ke dalam dua jenis, yaitu dosa ringan dan juga dosa mematikan. “The Seven Deadly Sins” atau 7 dosa besar yang mematikan merupakan konsep yang dipakai oleh gereja sejak dulu untuk mengajarkan tentang dosa kepada para jemaat. Nah, apa saja yang termasuk ke dalam The Seven Deadly Sins ini?
Sebenarnya, Alkitab tidak secara langsung menyebutkan tentang 7 dosa besar, akan tetapi konsep ini sudah dikenal sejak lama. Berawal dari abad keempat, ketika Evagrius Ponticus seorang biarawan Kristen menuliskan gagasan Delapan Pikiran Jahat yang terdiri dari kesombongan, nafsu, kemarahan, keserakahan, kesedihan, kemalasan, kerakusan dan kebanggaan.
Ponticus menulis gagasan tersebut hanya untuk para biarawan lain dan tidak untuk khalayak umum. Dalam tulisannya, dia menjelaskan bagaimana kedelapan pemikiran tersebut dapat mengganggu latihan spiritual mereka.
Selanjutnya, John Cassian salah satu murid Ponticus membawa ide dan gagasan ini ke gereja barat, di sinilah pemikiran Ponticus diterjemahkan dari bahasa Yunani ke bahasa Latin.
Pada abad keenam, gagasan Ponticus diatur kembali oleh St. Gregorius Agung yang nantinya menjadi Paus Gregorius I. Dalam prosesnya, gagasan tersebut diubah dengan menghilangkan sifat kemalasan dan menambahkan iri hati.
Dia juga menggambarkan kesombongan sebagai “penguasa” dari tujuh kejahatan lainnya. Pada abad ke-13, seorang teolog bernama Thomas Aquinas merevisi gagasan tersebut dalam Summa Theologica (Ringkasan Teologi).
Dalam daftarnya, Aquinas kembali memasukkan “kemalasan” dan menghapus “kesedihan”. Selain itu, dia juga menggambarkan sifat kesombongan secara terpisah serta menjadikannya sebagai penguasa tertinggi dari tujuh dosa besar manusia.
Akhirnya, lahirlah konsep tujuh dosa besar yang kita kenal sekarang ini yang terdiri dari Kesombongan, Ketamakan, Kemarahan atau Kemurkaan, Iri hati atau Kedengkian, Hawa Nafsu atau Percabulan, Kerakusan dan Kemalasan atau Kelambanan.
Pada dasarnya, tujuh dosa besar ini bukanlah dosa yang mematikan secara harfiah atau langsung membuat manusia yang melakukannya meninggal dunia. Namun ketujuh dosa tersebut bisa melahirkan dosa lain yang lebih serius dan berlawanan dengan “Seven Virtues of Catholicisme” atau Tujuh Kebaikan Katolik.
Seven Virtues of Catholicisme adalah ajaran Katolik lain yang terdiri dari Humility (kerendahan hati), Chastity (kesucian), Liberality (kemurahan hati), Temperance (kesederhanaan), Patience (kesabaran), Diligence (kerajinan), dan Kindness (kebaikan).
Misalnya begini, ketika Grameds dikuasai oleh ketamakan kamu bisa melakukan apa saja untuk memuaskan nafsu tersebut. Seperti mencuri bahkan membunuh demi mendapatkan apa yang kamu inginkan. Jadi ketamakan adalah penyebab utama kamu melakukan kejahatan lainnya.
Lucifer (Kesombongan)
Lucifer berasal dari bahasa Latin yang memiliki arti “Pembawa Cahaya” dan menjadi nama untuk Planet Venus atau Bintang Fajar. Lucifer menjadi penguasa neraka yang paling kuat sekaligus makhluk surgawi paling indah.
Dulunya Lucifer adalah malaikat agung, namun berkat kesombongannya dia merasa dapat memerintah surga sehingga menentang Tuhan. Akhirnya, Lucifer dibuang ke neraka lalu berubah menjadi iblis.
Kerakusan (Gluttony)
Rakus atau gluttony adalah dosa yang timbul dari kebiasaan makan secara berlebih hingga apa yang dimakan pada akhirnya terbuang begitu saja. Singkatnya, kerakusan berhubungan dengan cara makan kita.
Seorang manusia dikatakan rakus jika makan sebelum waktunya (Praepropere), mengkonsumsi makanan yang harganya sangat mahal (Laute), makan dengan berlebihan (Nimis), Makan dengan hasrat yang besar (Ardenter), makan secara cepat karena tidak mau kalah dari yang lain (Studiose), dan makan secara liar seperti binatang (Forente).
Selain berhubungan dengan makan, kerakusan juga bisa dikaitkan kepada keinginan yang berlebihan untuk mendapatkan uang. Manusia yang diperbudak oleh kerakusan akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan harta dan kekayaan. Bahkan, dia menghargai harta kekayaannya lebih dari Tuhan.
Agar terhindar dari rasa rakus ini, kita harus membiasakan diri untuk makan, minum, belajar, bekerja secara seimbang agar hidup lebih teratur. Selain itu, kita juga harus ingat bahwa tubuh kita hanya bisa menampung makanan dalam jumlah tertentu setiap harinya, jika terlalu berlebihan justru akan menimbulkan penyakit yang berbahaya.
Kemalasan merupakan kondisi tidak peduli pada apapun yang ada di sekitarnya. Kemalasan termasuk ke dalam dosa besar karena dapat membuat manusia gagal dalam memaksimalkan potensi yang sudah diberikan oleh Tuhan.
Manusia yang malas biasanya mudah menyerah, tidak memiliki keinginan untuk bertindak, sering melakukan kecerobohan, dan hanya berusaha dengan setengah hati. Lebih dari itu, kemalasan dapat berkaitan dengan rasa putus asa (despair) yang akan membuat manusia gagal memaksimalkan talenta yang dimilikinya.
Selain itu, ada lagi beberapa karakteristik yang menggambarkan kemalasan, diantaranya:
Salah satu cara paling efektif untuk mengatasi kemalasan adalah dengan hidup teratur dan disiplin sehingga kita terbiasa melakukan sesuatu sebagaimana mestinya. Lalu, jangan lupa, selalu memotivasi diri untuk menyelesaikan tugas dan pekerjaan tepat waktu.
Satan/Amon (Murka/Amarah)
Satan atau Amon adalah malaikat jatuh yang menjadi perwujudan dari murka dan amarah. Satan digambarkan sebagai sosok yang menyedihkan sekaligus menjijikan. Dia bertugas untuk memunculkan kemarahan yang memicu dosa lainnya kepada manusia. Contoh perbuatan yang muncul akibat pengaruh Satan adalah membunuh orang lain dan juga bunuh diri.
Asmodeus merupakan iblis yang mewakili nafsu dan bertugas memutar hasrat seksual manusia. Setiap manusia yang terjebak ke dalam godaan Asmodeus akan dihukum di neraka tingkat kedua untuk selamanya.
Asmodeus juga menjadi raja neraka yang memiliki bawahan sebanyak 72 pasukan setan. Dia seringkali digambarkan sebagai makhluk dengan tiga kepala. Kepala yang pertama menyerupai banteng, yang kedua menyerupai laki-laki dengan mahkota, dan yang ketiga menyerupai domba jantan. Dia juga mempunyai mulut yang mengeluarkan api dan ekor ular.
Di dalam kitab Tobit dikisahkan bahwa Asmodeus dulu jatuh cinta kepada wanita bernama Sarah. Demi memiliki Sarah, dia kemudian membunuh tujuh suami Sarah. Namun Asmodeus harus dikalahkan oleh suami kedelapan yang bernama Tobias.
Akibat peristiwa ini, Asmodeus lalu diangkat menjadi iblis saat dibuang ke neraka dan karena nafsunya Asmodeus menjadi perwakilan dari dosa nafsu.
Greed atau Keserakahan
Selanjutnya ada greed atau keserakahan yang juga tergolong sebagai 7 deadly sins. Sifat ini dapat diartikan sebagai rasa cinta atau keinginan yang mendalam secara berlebihan yang berkaitan dengan kekayaan dan harta yang terdapat di dunia ini. Keserakahan dianggap sebagai salah satu dosa mematikan karena memicu seseorang untuk mengambil hak milik orang lain. Bahkan tidak jarang bisa membuat kesusahan bagi orang lain.
Kerakusan (Gluttony)
Rakus atau gluttony adalah dosa yang timbul dari kebiasaan makan secara berlebih hingga apa yang dimakan pada akhirnya terbuang begitu saja. Singkatnya, kerakusan berhubungan dengan cara makan kita.
Seorang manusia dikatakan rakus jika makan sebelum waktunya (Praepropere), mengkonsumsi makanan yang harganya sangat mahal (Laute), makan dengan berlebihan (Nimis), Makan dengan hasrat yang besar (Ardenter), makan secara cepat karena tidak mau kalah dari yang lain (Studiose), dan makan secara liar seperti binatang (Forente).
Selain berhubungan dengan makan, kerakusan juga bisa dikaitkan kepada keinginan yang berlebihan untuk mendapatkan uang. Manusia yang diperbudak oleh kerakusan akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan harta dan kekayaan. Bahkan, dia menghargai harta kekayaannya lebih dari Tuhan.
Agar terhindar dari rasa rakus ini, kita harus membiasakan diri untuk makan, minum, belajar, bekerja secara seimbang agar hidup lebih teratur. Selain itu, kita juga harus ingat bahwa tubuh kita hanya bisa menampung makanan dalam jumlah tertentu setiap harinya, jika terlalu berlebihan justru akan menimbulkan penyakit yang berbahaya.
Kemalasan merupakan kondisi tidak peduli pada apapun yang ada di sekitarnya. Kemalasan termasuk ke dalam dosa besar karena dapat membuat manusia gagal dalam memaksimalkan potensi yang sudah diberikan oleh Tuhan.
Manusia yang malas biasanya mudah menyerah, tidak memiliki keinginan untuk bertindak, sering melakukan kecerobohan, dan hanya berusaha dengan setengah hati. Lebih dari itu, kemalasan dapat berkaitan dengan rasa putus asa (despair) yang akan membuat manusia gagal memaksimalkan talenta yang dimilikinya.
Selain itu, ada lagi beberapa karakteristik yang menggambarkan kemalasan, diantaranya:
Salah satu cara paling efektif untuk mengatasi kemalasan adalah dengan hidup teratur dan disiplin sehingga kita terbiasa melakukan sesuatu sebagaimana mestinya. Lalu, jangan lupa, selalu memotivasi diri untuk menyelesaikan tugas dan pekerjaan tepat waktu.
Sloth atau Kemalasan
Rangkaian 7 deadly sins terakhir adalah sloth atau kemalasan. Berdasarkan Katekismus Gereja Katolik yang telah dikeluarkan oleh Vatikan di tahun 1992 lalu, sloth atau kemalasan dapat diartikan sebagai kurangnya upaya dalam hal fisik maupun spiritual. Melalui perilaku ini manusia dapat mengalami kelemahan yang cenderung mengarah pada sikap putus asa hingga tergoda. Dosa kemalasan adalah perilaku yang disengaja dan mampu memberikan kerugian tersendiri bagi siapa saja yang melakukannya.
Nah, itulah tadi rangkuman informasi 7 deadly sins atau dosa mematikan yang wajib dijauhi oleh manusia. Semoga informasi ini bermanfaat, ya.
7 Dosa Besar – Dosa adalah tindakan menyimpang dari hukum dan kehendak Allah. Dalam Alkitab banyak sekali terminologi dosa, seperti dosa hati, dosa pikiran, dosa mulut, hingga dosa perbuatan. Anehnya, manusia seringkali melakukan dosa-dosa ini dalam kehidupan sehari-hari.
Para Bapa gereja pun mengklasifikasikan dosa dalam Alkitab ke dalam dua jenis, yaitu dosa ringan dan juga dosa mematikan. “The Seven Deadly Sins” atau 7 dosa besar yang mematikan merupakan konsep yang dipakai oleh gereja sejak dulu untuk mengajarkan tentang dosa kepada para jemaat. Nah, apa saja yang termasuk ke dalam The Seven Deadly Sins ini?
Sebenarnya, Alkitab tidak secara langsung menyebutkan tentang 7 dosa besar, akan tetapi konsep ini sudah dikenal sejak lama. Berawal dari abad keempat, ketika Evagrius Ponticus seorang biarawan Kristen menuliskan gagasan Delapan Pikiran Jahat yang terdiri dari kesombongan, nafsu, kemarahan, keserakahan, kesedihan, kemalasan, kerakusan dan kebanggaan.
Ponticus menulis gagasan tersebut hanya untuk para biarawan lain dan tidak untuk khalayak umum. Dalam tulisannya, dia menjelaskan bagaimana kedelapan pemikiran tersebut dapat mengganggu latihan spiritual mereka.
Selanjutnya, John Cassian salah satu murid Ponticus membawa ide dan gagasan ini ke gereja barat, di sinilah pemikiran Ponticus diterjemahkan dari bahasa Yunani ke bahasa Latin.
Pada abad keenam, gagasan Ponticus diatur kembali oleh St. Gregorius Agung yang nantinya menjadi Paus Gregorius I. Dalam prosesnya, gagasan tersebut diubah dengan menghilangkan sifat kemalasan dan menambahkan iri hati.
Dia juga menggambarkan kesombongan sebagai “penguasa” dari tujuh kejahatan lainnya. Pada abad ke-13, seorang teolog bernama Thomas Aquinas merevisi gagasan tersebut dalam Summa Theologica (Ringkasan Teologi).
Dalam daftarnya, Aquinas kembali memasukkan “kemalasan” dan menghapus “kesedihan”. Selain itu, dia juga menggambarkan sifat kesombongan secara terpisah serta menjadikannya sebagai penguasa tertinggi dari tujuh dosa besar manusia.
Akhirnya, lahirlah konsep tujuh dosa besar yang kita kenal sekarang ini yang terdiri dari Kesombongan, Ketamakan, Kemarahan atau Kemurkaan, Iri hati atau Kedengkian, Hawa Nafsu atau Percabulan, Kerakusan dan Kemalasan atau Kelambanan.
Pada dasarnya, tujuh dosa besar ini bukanlah dosa yang mematikan secara harfiah atau langsung membuat manusia yang melakukannya meninggal dunia. Namun ketujuh dosa tersebut bisa melahirkan dosa lain yang lebih serius dan berlawanan dengan “Seven Virtues of Catholicisme” atau Tujuh Kebaikan Katolik.
Seven Virtues of Catholicisme adalah ajaran Katolik lain yang terdiri dari Humility (kerendahan hati), Chastity (kesucian), Liberality (kemurahan hati), Temperance (kesederhanaan), Patience (kesabaran), Diligence (kerajinan), dan Kindness (kebaikan).
Misalnya begini, ketika Grameds dikuasai oleh ketamakan kamu bisa melakukan apa saja untuk memuaskan nafsu tersebut. Seperti mencuri bahkan membunuh demi mendapatkan apa yang kamu inginkan. Jadi ketamakan adalah penyebab utama kamu melakukan kejahatan lainnya.
Leviathan (Iri hati)
Leviathan merupakan wakil dari dosa iri hati dan sering digambarkan sebagai makhluk mengerikan berupa monster laut besar yang di mulutnya menyimpan pintu neraka (Hellmouth).
Leviathan memiliki tugas untuk menggoda laki-laki agar melakukan penghujatan. Selain itu, di neraka dia bertanggung jawab untuk menghukum manusia yang dikuasai perasaan iri dan cemburu dengan cara menelan mereka.